This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 22 Mei 2012

LAPORAN PRAKTIK JET IMPACT


LAPORAN PRAKTIK
JET IMPACT



 










Disusun oleh  :
HANDOKO : 05504244005


TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2006




MENYIAPKAN DIRI UNTUK MENGAJAR




  1. Mendorong keinginan belajar siswa
Perasaan pelajar terhadap mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari sangat mempengaruhi hasil pembelajararan baik dari jumlah yang dipelajari maupun kedalaman pembelajarannya. Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa maka sangat perlu menjaga perhatian siswa terhadap pelajaran dan bagaimana menjaga agar ada semangat untuk belajar. Pada kenyataannya ingin belajar saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan tindakan untuk melakukan belajar itu sendiri. Oleh karena itu dalam rangka menyiapkan untuk mengajar guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut




Senin, 21 Mei 2012

MOTIVASI DIRI SENDIRI


       Jenderal Norman Schwarzkopff, pemimpin Sekutu semasa Perang Teluk menunjukkan bahwa seorang pemimpin dalam militer yang memiliki wewenang untuk memaksakan kepatuhan, biasanya adalah seorang motivator yang buruk. Pada prinsipnya, jika kita selalu menggunakan pendekatan kekuasaan untuk memaksa orang lain melakukan sesuatu, maka organisasi kita tidak akan bertahan lama. Jika ada sedikit kesempatan, maka orang-orang dalam organisasi kita akan keluar atau paling tidak kinerja (performance) mereka jauh dari yang kita harapkan. Banyak sekali organisasi atau perusahaan mengalami turnover yang besar karena pegawainya tidak memiliki motivasi yang benar.

Kemandirian Belajar



"BERDIKARI, berdiri di atas kaki sendiri!" Itulah yang diserukan founding fathers kita puluhan tahun lalu. Seruan itu menekankan perlunya kemandirian dalam berbagai sendi kehidupan. Kemandirian akan mengantarkan bangsa kita berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Swasembada pangan pada tahun 1984, misalnya, telah mengantarkan bangsa kita pada posisi terhormat di FAO dan decak kagum bangsa-bangsa lain.

Upaya Meningkatkan Citra Guru


Untuk meningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai peranan penting dalam mewujudkannya, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, siswa, manajemen, dan pengadaan buku. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar yang memerlukan peran dari guru di dalamnya.

Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000)

Citra/mutu guru saat ini sering didengung-dengungkan dan dibicarakan orang baik yang pro dan kontra dan semakin lama citra guru semakin terpuruk. Masyarakat sering mengeluh dan menuding guru tidak mampu mengajar manakala putra-putrinya memperoleh nilai rendah, rangkingnya merosot, atau NEM-nya anjlok. Akhirnya sebagian orang tua mengikut sertakan putra/putrinya untuk kursus, privat atau bimbingan belajar. Pihak dunia kerja ikut memprotes guru karena kualitas lulusan yang diterimanya tidak sesuai keinginan dunia kerja. Belum lagi mengenai kenakalan dan dekadensi moral para pelajar yang belakangan semakin marak saja, hal ini sering dipersepsikan bahwa guru gagal dalam mendidik anak bangsa.

"BEDA BOSS & STAFF"


Pasal 1 : Bos selalu benar
Pasal 2 : Jika Bos melakukan kesalahan, baca undang-undang pasal 1..!

• Bila Bos tetap pada pendapatnya, itu berarti beliau konsisten
• Bila Staf tetap pada pendapatnya, itu berarti dia keras kepala.

• Bila Bos berubah-ubah pendapat, itu berarti beliau fleksibel
• Bila Staf berubah-ubah pendapat, itu berarti dia plin-plan

• Bila Bos bekerja lambat, itu berarti beliau teliti
• Bila Staf bekerja lambat, itu berarti dia tidak "perform".

• Bila Bos bekerja cepat, itu berarti beliau "smart"
• Bila Staf bekerja cepat, itu berarti dia terburu-buru.

• Bila Bos lambat memutuskan, itu berarti beliau hati-hati
• Bila Staf lambat memutuskan, itu berarti dia "telmi".

• Bila Bos cepat mengambil keputusan, itu berarti beliau berani ambil resiko
• Bila Staf cepat mengambil keputusan, itu berarti dia gegabah.

• Bila Bos mem-by-pass prosedur, berarti beliau proaktif-inovatif
• Bila Staf mem-by-pass prosedur, berarti dia melanggar aturan.

• Bila Bos menyatakan : "Mudah" itu berarti beliau optimis
• Bila Staf menyatakan : "Mudah" itu berarti dia meremehkan masalah.

• Bila Bos sering keluar kantor, itu berarti beliau rajin ke customer.
• Bila Staf sering keluar kantor, itu berarti dia sering kelayapan.

• Bila Bos sering entertain, itu berarti beliau rajin me-lobby customer.
• Bila Staf sering entertain, itu berarti dia menghamburkan anggaran.

• Bila Bos men-service atasan, itu berarti beliau me-lobby
• Bila Staf men-service atasan, itu berarti dia menjilat.

• Bila Bos sering tidak masuk, itu berarti beliau kecapaian karena kerja keras
• Bila Staf sering tidak masuk, itu berarti dia pemalas.

• Bila Bos membuat tulisan seperti ini, itu berarti beliau humoris
• Bila Staf membuat tulisan seperti ini, itu berarti dia frustasi.

Selamat bekerja keras hari ini.. Demi Bos..!

Menjadi Guru Yang Profesional


Apa yang diharapkan dari seorang guru untuk menghadapi tantangan era global, era otonomi daerah dalam merealisasikan program pemerintah dalam bidang pendidikan?. jawabannya hanya sederhana : ” Menjadi guru yang baik, atau tidak sama sekali”. Tidak ada diantara kita yang dipaksa menjadi guru yang ada hanya terpaksa menjadi guru dan secara sukarela menjadi guru. Apapun itu yang  penting untuk menjadi guru maka tugas mulia ini mesti dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian. Guru yang baik  diharapkan untuk menjadikan dirinya secara profesional, dan untuk mendapatkan guru yang  profesional merupakan suatu keharusan. 
Moh Uzer Usman  (2000) mengemukakan tiga tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. (1) mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, (2) mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, (3) melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. DG Amstrong   mengemukakan ada lima tugas dan tanggung jawab pengajar, yakni tanggung jawab dalam (1) pengajaran, (2) bimbingan belajar, (3) pengembangan kurikulum, (4) pengembangan profesinya, dan (5) pembinaan kerjasama dengan masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Glasser dalam Nana Sudjana  (1988) mengemukakan empat jenis kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta bidang ilmunya , (d) keterampilan mengajar.