This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Tampilkan postingan dengan label Guru Muda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Guru Muda. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juni 2012

Psikologi Belajar


Selama ini ada tiga aliran psikologi belajar yang dominan yang berkaitan dengan pendekatan pendidikan berdasarkan kompetensi, yaitu behaviorisme, kognitivisme, dan humanisme. Berangkat dari tiga teori belajar ini lalu banyak dikembangkan model-model maupun strategi pembelajaran.

Menyiapkan untuk mengajar


  1. Mendorong keinginan belajar siswa
Perasaan pelajar terhadap mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari sangat mempengaruhi hasil pembelajararan baik dari jumlah yang dipelajari maupun kedalaman pembelajarannya. Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa maka sangat perlu menjaga perhatian siswa terhadap pelajaran dan bagaimana menjaga agar ada semangat untuk belajar. Pada kenyataannya ingin belajar saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan tindakan untuk melakukan belajar itu sendiri. Oleh karena itu dalam rangka menyiapkan untuk mengajar guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut.
    1. Menarik/mempertahankan  Perhatian siswa
Sebenarnya memang sulit untuk mempertahankan perhatian siswa karena banyak hal yang akan menjadi distraktor perhatian siswa, dari yang ada pada diri siswa sampai yang dating dari sekitar siswa. Namun demikian sebagai pendidik yang bertugas membantu siswa untuk belajar maka usaha untuk mempertahankan perhatian siswa tetap harus diusahakan. Ada beberapa hal yang dapat diusahakan  untuk mempertahankan perhatian siswa dalam pembelajaran

Selasa, 22 Mei 2012

MENYIAPKAN DIRI UNTUK MENGAJAR




  1. Mendorong keinginan belajar siswa
Perasaan pelajar terhadap mata pelajaran atau materi yang akan dipelajari sangat mempengaruhi hasil pembelajararan baik dari jumlah yang dipelajari maupun kedalaman pembelajarannya. Dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa maka sangat perlu menjaga perhatian siswa terhadap pelajaran dan bagaimana menjaga agar ada semangat untuk belajar. Pada kenyataannya ingin belajar saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan tindakan untuk melakukan belajar itu sendiri. Oleh karena itu dalam rangka menyiapkan untuk mengajar guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut




Senin, 21 Mei 2012

MOTIVASI DIRI SENDIRI


       Jenderal Norman Schwarzkopff, pemimpin Sekutu semasa Perang Teluk menunjukkan bahwa seorang pemimpin dalam militer yang memiliki wewenang untuk memaksakan kepatuhan, biasanya adalah seorang motivator yang buruk. Pada prinsipnya, jika kita selalu menggunakan pendekatan kekuasaan untuk memaksa orang lain melakukan sesuatu, maka organisasi kita tidak akan bertahan lama. Jika ada sedikit kesempatan, maka orang-orang dalam organisasi kita akan keluar atau paling tidak kinerja (performance) mereka jauh dari yang kita harapkan. Banyak sekali organisasi atau perusahaan mengalami turnover yang besar karena pegawainya tidak memiliki motivasi yang benar.

Kemandirian Belajar



"BERDIKARI, berdiri di atas kaki sendiri!" Itulah yang diserukan founding fathers kita puluhan tahun lalu. Seruan itu menekankan perlunya kemandirian dalam berbagai sendi kehidupan. Kemandirian akan mengantarkan bangsa kita berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Swasembada pangan pada tahun 1984, misalnya, telah mengantarkan bangsa kita pada posisi terhormat di FAO dan decak kagum bangsa-bangsa lain.

Upaya Meningkatkan Citra Guru


Untuk meningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai peranan penting dalam mewujudkannya, disamping aspek lainnya seperti sarana/prasarana, kurikulum, siswa, manajemen, dan pengadaan buku. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, sebab inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar yang memerlukan peran dari guru di dalamnya.

Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu belajar (22%), dan sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan dengan guru adalah menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (Indra Djati Sidi, 2000)

Citra/mutu guru saat ini sering didengung-dengungkan dan dibicarakan orang baik yang pro dan kontra dan semakin lama citra guru semakin terpuruk. Masyarakat sering mengeluh dan menuding guru tidak mampu mengajar manakala putra-putrinya memperoleh nilai rendah, rangkingnya merosot, atau NEM-nya anjlok. Akhirnya sebagian orang tua mengikut sertakan putra/putrinya untuk kursus, privat atau bimbingan belajar. Pihak dunia kerja ikut memprotes guru karena kualitas lulusan yang diterimanya tidak sesuai keinginan dunia kerja. Belum lagi mengenai kenakalan dan dekadensi moral para pelajar yang belakangan semakin marak saja, hal ini sering dipersepsikan bahwa guru gagal dalam mendidik anak bangsa.

Menjadi Guru Yang Profesional


Apa yang diharapkan dari seorang guru untuk menghadapi tantangan era global, era otonomi daerah dalam merealisasikan program pemerintah dalam bidang pendidikan?. jawabannya hanya sederhana : ” Menjadi guru yang baik, atau tidak sama sekali”. Tidak ada diantara kita yang dipaksa menjadi guru yang ada hanya terpaksa menjadi guru dan secara sukarela menjadi guru. Apapun itu yang  penting untuk menjadi guru maka tugas mulia ini mesti dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian. Guru yang baik  diharapkan untuk menjadikan dirinya secara profesional, dan untuk mendapatkan guru yang  profesional merupakan suatu keharusan. 
Moh Uzer Usman  (2000) mengemukakan tiga tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. (1) mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, (2) mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, (3) melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. DG Amstrong   mengemukakan ada lima tugas dan tanggung jawab pengajar, yakni tanggung jawab dalam (1) pengajaran, (2) bimbingan belajar, (3) pengembangan kurikulum, (4) pengembangan profesinya, dan (5) pembinaan kerjasama dengan masyarakat.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab diatas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.
Glasser dalam Nana Sudjana  (1988) mengemukakan empat jenis kompetensi tenaga pengajar, yakni (a) mempunyai pengetahuan belajar dan tingkah laku manusia, (b) menguasai bidang ilmu yang dibinanya, (c) memiliki sikap yang tepat tentang dirinya sendiri dan teman sejawat serta bidang ilmunya , (d) keterampilan mengajar.

Tantangan Guru di Era Global


Memasuki abad ke 21 kita  menghadapi perubahan-perubahan besar dan amat fundamental dilingkungan global. Perubahan lingkungan strategis pada tataran global tersebut tercermin pada pembentukan forum-forum seperti GATT, WTO, dan APEC, NAFTA dan AFTA, IMG-GT, IMS-GT, BIMP-EAGA, dan SOSEKMALINDO yang merupakan usaha untuk menyongsong perdagangan bebas dimana pasti akan berlangsung tingkat persaingan yang amat ketat.  Suatu perubahan regulasi yang semula monopoli (monopoly) menjadi persaingan bebas (free competition). Demikian pula, terjadi pada pasar yang pada awalnya berorientasi pada produk (product oriented) beralih pada orientasi pasar (market driven), serta dari proteksi (protection) berpindah menjadi pasar bebas (free market ).  

Kemajuan ekonomi diberbagai negara, sangat terkait dengan kualitas Sumber Daya Manusia. Contohnya Singapura dan Jepang. Walaupun sumber daya alam yang dimilikinya terbatas, tetapi karena kualitas sumber daya manusianya unggul, kedua negara tersebut menjadi pemimpin ekonomi di kawasan Asia. Untuk itu perlu mengantisipasi keadaan ini dengan memperkuat kemampuan bersaing diberbagai bidang dengan pengembangan Sumber Daya Manusia. Sayangnya SDM kita saat ini memprihatinkan, menurut UNDP. Indonesia menempati peringkat 109 dari 174, peringkat daya saing ke –46 yang paling bawah di kawasan Asia Tenggara, Singapura ke-2, Malaysia ke-27. Phillipina ke –32, dan Tailand ke –34, dan termasuk negara yang paling korup didunia.

Dalam upaya peningkatan SDM, peranan pendidikan cukup menonjol. Dari pengalaman beberapa negara menunjukkan bahwa dalam menuju perubahan struktural, dengan meningkatnya pembangunan ekonomi telah terjadi proporsi tenaga kerja di bawah pendidikan dasar yang semakin mengecil, sedangkan proporsi tengan kerja berpendidikan menengah dan tinggi semakin meningkat. Berbeda dengan negara lain yang mengalami tinggal landas, proporsi yang berpendidikan dasar dan menengah di Korea pada pertengahan tahun 70-an cukup besar yaitu 19 persen tidak berpendidikan, 43 persen berpendidikan dasar, 31 persen berpendidikan menengah dan 7 persen berpendidikan tinggi (Macharany, 1990). Selanjutnya, Yudo Swasono dan Boediono (Macharany, 1990) mengungkapkan bahwa struktur tenaga kerja Indonesia pada tahun 1985 adalah 53 persen tidak berpendidikan, 34 persen berpendidikan dasar, 11 persen berpendidiian menengah dan 2 persen berpendidikan tinggi. Bila kita ingin mencapai tinggal landas seperti Korea, diperkirakan struktur tenaga kerja menurut pendidikan dalam tiga skenario pertumbuhan GDP per kapita, yaitu rendah 6 persen, sedang 7 persen, dan tinggi 8 persen pada tahun 2019.

Jumat, 06 April 2012

HANDOKO




Tanggal Lahir

Selasa, 06 Desember 2011

Pengabdian guru

Profesionalisme Guru Antara Kualitas, Gaji, dan Pengabdian. Seorang guru harus memberikan contoh kepada murid-muridnya untuk berbuat baik.
Pengabdian guru adalah mutlak dan absolut. Itu adalah harga mati yang harus dibayar. Tidak bisa ditawar-tawar. Mutlak!
menjadi guru muda adalah tantangan yang sangat besar, karena perlu adanya adaptasi lingkungan untuk menjadi dewasa. dan berperilaku seakan-akan kita orang tuanya. padahal klo di hitung-hitung hanya selisih 5 sampai 7 tahun. memamng susah mendidik, tapi mengasikkan untuk menjadi guru. karena ada cerita setiap hari disekolah.