Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi kualitas bahan bakar setelah proses
pengolahannya selesai sampai dengan digunakan oleh pemakai. Hal ini disebabkan
karena proses transportasi atau penyimpanan bahan bakar akan menyebabkan
terkontaminasinya bahan bakar tersebut seperti adanya air, logam, asam, dan
sebagainya sehingga menurunkan kualitas bahan bakar.
1. Pengaruh Transportasi
·
(Laut)
Tercampur air karena tangker biasanya tidak hanya dipakai untuk mengangkut
bahan bakar sejenis saja tetapi digunakan berganti-ganti sehingga sisa bahan
bakar lain akan membentuk “haze” atau kabut sehingga diperlukan “dehazer” untuk
memisahkan kotoran tersebut. Kerugian lain walaupun tidak terkait dengan
kualitas bahan bakar adalah faktor penguapan karena selama perjalanan bahan
bakar mengalami temperatur yang berbeda-beda sehingga bila panas akan menambah
penguapan bahan bakar.
·
(Pemipaan) Pengotoran bahan bakar oleh jenis
bahan yang lain bisa terjadi dalam pemipaan karena satu pipa biasanya dipakai
untuk bergantian. Namun demikian pengotoran ini sudah dibatasi dengan urutan
pengiriman yang ajeg dan pemisahan kembali produk yang bercampur pada saat
penggantian pengiriman. Kandungan additive pada bahan bakar dapat mempengaruhi
karat yang ada pada pipa sehingga karat yang ada pada pipa bisa terkelupas dan
membentuk kotoran dalam cairan yang akhirnya dapat mengotori dan menyumbat filter bahan bakar, oleh karena itu
perlu bahan tambah yang dapat menetralisir karat ini.
·
Turbulensi
bisa terjadi dalam pemipaan yang mengakibatkan aliran yang lambat. Oleh karena
itu biasa ditambahkan “drag reducing agent” sehingga dapat mengurangi
terjadinya turbulensi.
·
Bahan
bakar biasanya mengandung “Surfactant additives” yang berguna untuk menjaga
kebersihgan motor padasaat pembakaran. Bahan tambah ini dapat terisap oleh
dinding pipa dan mungkin terlepas pada aliran yang lain sehingga menmbulkan
kekeruhan seperti berkabut.
·
(Kereta
Api dan Mobil) Pengiriman dengan kereta api dan Mobil relatif lebih aman karena
tangki yang digunakan biasanya tidak berganti-ganti sehingga tidak timbul
kontaminasi. Permasalahannya masalah jarak dan waktu sehingga pemipaan menjadi
lebih menguntungkan.
2. Pengaruh Penyimpanan
·
Selama
penyimpanan pada tangki, kualitas bahan bakar dapat meningkat terutama karena
kotoran yang bercampur selama proses dan pengiriman dapat terpisah. Disamping
itu air yang ada didalam minyak atau bahan
bakar juga akan terpisah dan mengendap pada bagian bawah tangki sehingga
bahan bakar menjadi lebih bersih.
·
Kandungan
endapan dan air yang di-ijinkan dalam bahan bkar biasanya ditentukan dengan
stndard tertentu. Pengujian kandungan endapan dan air dilakukan dengan memakai
sampel yang diputar pada gelas yang bersih dan kemudian dilihat endapan dan air
yang terkandung didalamnya. Batas kandungan air dan endapan ditentukan dengan
standard tertentu, misalnya 0,05% kandungan air dan sedimen yang dijinkan pada solar.
·
Kesulitan
yang lain adalah timbulnya oksidasi bila penyimpanannya terlalu lama. Untuk
mengatasi ini biasanya dilakukan pembungkusan dengan gas nitrogen
·
Kontaminasi mikrobiologi bisa terjadi dalam bahan bakar.
Kalau ini sampai terjadi maka akan terbentuk endapan-endapan yang disebabkan
oleh proses dari mikrobiologi tersebut seperti terjadinya endapan air dan korosi
serta timbul bau yang tidak enak. Lebih-lebih kalau bercampur dengan bahan
bakar dan tidak mengendap maka bahan bakar menjadi keruh dan bila dilewatkan
filter dapat menyumbat filter. (Kasus solar di UNI SOVYET)
·
Pembentukan
sludge juga bisa terjadi termasuk pemisahan wax dari solar. Bahan tambah harus
diberikan untuk mengatasi maslah endapan ini karena bisa menimbulkan masalah
pada mesin.
·
Kehilangan
akibat penguapan bisa juga terjadi didalam penyimpanan. Penguapan ini disamping
merupakan kerugian karena pengurangan juga merupakan polusi lingkungan.
·
Oksidasi bisa terjadi selama penyimpanan dan menghasilkan
kotoran pada tanki penyimpan. Kotoran ini akan menyebabkan masalah yakni dari
kotoran pada pipa, filter, sampai ruang bakar. Adanya TEL pada bahan bakar juga akan
membantu terjadinya oksidasi.
3.
Faktor Keamanan selama penyimpanan dan pengiriman
·
Titik nyala bahan bakar akan sangat mempengaruhi
kemudahan bahan bakar untuk terbakar. Solar memiliki titik nyala sekitar 50
derajat selsius sementara bensin memiliki titik nyala yang sangat rendah yakni
dibawah nol drajat selsius. Oleh karena itu masalah keselamatan orang dan
barang sangat diperlukan untuk dijaga dengan ketat agar tidak terjadi
kecelakaan.
·
Listrik statis yang timbul pada bahan bakar juga merupakan bahaya yang
bisa menimbulkan kebakaran. Hal ini bisa terjadi terutama kalau terjadi
pemompaan dengan kecepatan tinggi.
4. Faktor Kesehatan dan
Lingkungan
·
Karena
bensin lebih berat ari udara maka akumulasi kandungan bensin bisa terjadi
didalam ruangan seperti bengkel yang banyak terjadi penguapan bensin. Kandungan
bensin s/d 500-1000ppm dapat mengakibatkan gangguan pernapasan dan kalau
dibiarkan akan menyebabkan kemungkinan pusing, mual, dan akan muntah serta
dapat menyebabkan gangguan kesadaran.
Gangguan bisa juga terjadi yakni kehilangan kesadaran dengan menghirup bensin
dalam jumlah yang banyak, disamping itu peningkatan denyut jantung juga pernah
dilaporkan.
·
Masuknya
bensin kedalam paru-paru akan menyebabkan sulit bernafas sampai muntah-muntah. Oleh
karena itu pencegahan dari terisapnya bensin harus selalu diupayakan.
·
Bensin yang masuk kedalam perut (terminum) dalam jumlah
kecil tidak terlalu berbahaya bagi orang dewasa, tetapi bagi anak-anak dapat
membahayakan dan bahkan dapat berakibat fatal.
·
Kontak dengan bensin pada kulit bisa menimbulkan kulit
kering dan keriput. Bisa juga menyebabkan kerusakan pada kulit. Termasuk kalau
terkena mata bisa menyebabkan iritasi atau luka yang menyebabkan rasa pedih dan
sakit, walaupun tidak menyebabkan luka permanen.
·
Batas yang dapat ditolerir untuk 8 jam 300ppm dan untuk
15 menit 500 ppm. Di Eropa batas toleransinya lebih ketat karena kandungan
bahan bakarnya berbeda.
·
Berada pada ruangan yang terdapat uap solar dapat
menyebabkan iritasi di mata, hidung, dan radang tenggorokan, namun bila dalam
waktu yang singkat tidak ada efek terhadap kesehatan.
·
Apabila solar terminum tidak terlalu berbahaya hanya
kemungkinan bisa pusing, muntah dan diare.
·
Apabila solar tersedot kedalam paru-paru maka akan
membahayakan bahkan melukai paru-paru.
·
Apabila terjadi kontak kulit dengan solar dalam waktu
pendek mungkin tidak terlalu bermasalah, tetapi kontak yang terus menerus dapat
menyebabkan gatal-gatal dan bahkan sampai dengan kangker kulit.
·
Apabila solar dengan tekanan tinggi (tersemprot oleh injektor)masuk
ke kulit maka harus ditangani dokter langsung bahkan perlu dibedah untuk
dikeluarkan karena sangat berbahaya dan berakibat fatal, walaupun awalnya tidak
terasa sakit tetapi lama kelamaan akan bengkak dan sakit luar biasa.
·
Apabila terjadi kontak dengan mata maka solar dapat
menyebabkan pedih dan mata merah.
·
Perembesan solar kedalam tanah akan mengkontaminasi air
tanah dan merusakkan kehidupan air atau organisme air. Hal ini disebabkan solar
dapat melapisi dan mencegah kontak dengan air.
1 komentar:
the actual with coffee beans additionally [url=http://www.onlyyoutony.com]polo ralph lauren[/url]by defined grocery stores simply Mr Jiang's [url=http://www.onlyyoutony.com]doudoune ralph lauren homme[/url]removal method is available but not [url=http://www.onlyyoutony.com]doudoune ralph lauren homme[/url]customers as their friends and family find http://www.onlyyoutony.com[/url] requirements of other sustainability http://www.onlyyoutony.com[/url] Said that Buffett's non-profit cosmetic
Posting Komentar