Setelah akad nikah dilaksanakan, suami isteri mempunyai hak dan kewajiban,
untuk mencapai tujuan perkawinan, membentuk keluarga bahagia dan kekal
dalam aturan syari’at Islam, yang disebutkan dengan “Rumahku adalah
syorgaku”.
Ada berapa resep untuk mewujudkan keluarga sakinah dan bahagia. Di antaranya :
1. Saling Mengerti antara Suami-isteri
Seorang suami atau isteri harus tahu latar belakang pribadi masing-masing.
Karena pengetahuan terhadap latar belakang pribadi masing-masing adalah
sebagai dasar untuk menjalin komunikasi masing-masing. Dan dari sinilah
seorang suami atau isteri tidak akan memaksakan egonya. Banyak keluarga
hancur, disebabkan oleh sifat egoisme. Ini artinya seorang suami tetap
bertahan dengan keinginannya dan begitu pula isteri.
Seorang suami atau isteri hendaklah mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a). Perjalanan hidup masing-masing,
b). Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami isteri berbeda suku dan atau daerah),
c). Kebiasaan masing-masing,
d). Selera, kesukaan atau hobi,
e). Pendidikan,
f). Karakter/sikap pribadi secara proporsional
(baik dari masing-masing, maupun dari orang-orang terdekatnya,
seperti orang tua, teman ataupun saudaranya,
dan yang relevan dengan ketentuan yang dibenarkan syari`at.
2. Saling Menerima
Suami isteri harus saling menerima satu sama lain. Suami isteri itu
ibarat satu tubuh dua nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna
merah, si isteri suka warna putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan
keredhaan dan saling pengertian, jika warna merah dicampur dengan warna
putih, maka akan terlihat keindahannya.
3. Saling Menghargai
Seorang suami atau isteri hendaklah saling menghargai:
a. Perkataan dan perasaan masing-masing
b. Bakat dan keinginan masing-masing
c. Menghargai keluarga masing-masing.
Sikap saling menghargai adalah sebuah jembatan menuju terkaitnya perasaan suami-isteri.
4. Saling Memercayai
Jika suami isteri saling mempercayai, maka kemerdekaan dan kemajuan meningkat, serta hal ini merupakan amanah Allâh.
5. Saling Mencintai
Suami isteri saling mencintai akan memunculkan beberapa hal seperti,
lemah lembut dalam bicara, selalu menunjukkan perhatian, bijaksana
dalam pergaulan, tidak mudah tersinggung, dan perasaan (batin)
masing-masing akan selalu tenteram. Suami atau isteri harus selalu
merawat dan memupuk lima saling di atas untuk mencapai keluarga
bahagia dan kekal beradasarkan Syari’at Islam.
Tidak ada kata lebih indah, tentang hubungan suami-isteri, selengkap
Firman Allah, “Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah
pakaian bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah/2: 187).
Rasa damai dan tenteram hanya dicapai dengan saling mencintai. Maka
rumah tangga muslim punya ciri khusus, yakni bersih lahir baathin,
tenteram, damai dan penuh hiasan ibadah.
وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS.ar-Rum : 21).
Ayat ini memakai dua kosa kata secara berurutan, yakni mawaddah, dan rahmah. Kedua-duanya berarti cinta, kasih dan sayang.
Mawaddah artinya cinta dan ghairah ketika masih usia awal dan saling ketertarikan antara keduanya.
Rahmah adalah cinta, kasih sayang, kepedulian karena pengalaman dalam perjalanan waktu dalam wadah ketenteraman (sakinah).
Cinta kasih yang tulus, dapat wujud jika memiliki rasa thaat dan kesadaran mempertanggung jawabkan kepada Allah SWT.
Surat an-Nisa’ ayat 1 sudah cukup sebagai pegangan.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ
نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا
كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.”
Minggu, 24 Juni 2012
MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH SESUDAH MENIKAH
6/24/2012 08:19:00 AM
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar