- Persyaratan
oleh pabrik
Bahan
bakar solar idealnya harus dapat mengalir dengan mudah pada semua temperatur
sehingga tidak terhambat oleh perubahan suhu. Bahan bakar ini juga harus bersih
dari kotoran sehingga tidak mengotori saluran bahan bakar dan menjumbat
injektor atau bahkan merusak pompa injeksi, harus mudah terbakar tetapi tidak menimbulkan
detonasi dan dapat terbakar dengan tenang tidak menimbulkan suara yang
membisingkan. Solar juga dituntut pembakarannya bersih dan tuntas sehingga
tidak menimbulkan kotoran dan polusi udara, serta hemat bahan bakar. Untuk
itulah bahan bakar solar dikembangkan kualitasnya agar memenuhi kebutuhan atau
tuntutan tersebut, walaupun tidak akan bisa memenuhi tuntutan yang ideal
tersebut, namun paling tidak dapat mendekati tuntutan tersebut.
o
Mudah di start
o
Tenaganya cukup
o
Low noise
(Suara
yang timbul pada diesel disebabkan oleh mekanis dan pembakaran. Semakin tinggi angka
cetan suara menjadi berkurang karena ignition delay pendek shg bahan bakar
belum menumpuk. Ada
desain yang dilakukan dengan mennyemprotkan sedikit solar pada awal
penyemprotan kemudian diikuti dengan penyemprotan yang cepat sehingga sedikit
solar yang terbakar pada awal pembakaran dan akan mengurangi suara yang
ditimbulkan)
o
Hemat bahan bakar
o
Keausan rendah
o
Dapat operasi pada temperatur rendah
o
Filter tahan lama
o
Emisi rendah
Oleh
karena itu pemakaian solar sebagai bahan bakar harus memperhatikan juga persyaratan
diatas sehingga tidak merugikan masyarakat pemakai.
- Starting
Pada
saat mesin dihidupkan pertama kali maka satu-satunya sumber panas adalah udara
yang dikompresikan didalam silinder. Dinding silinder masih cukup dingin
sehingga mungkin akan ikut mengurangi panas tersebut. Dibarengi dengan putaran
start yang lamban maka langkah kompresi juga lebih lambat sehingga lebih banyak
panas yang hilang untuk memanaskan dinding silinder ini. Bahan bakar yang mudah
terbakar akan memerlukan waktu yang pendek untuk startnya. Bahan bakar ini
harus memiliki angka cetan yang memadai. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa solar dengan angka cetan 40 sudah memenuhi untuk start
dingin.
Namun
demikian kondisi dingin ini akan tetap berpengaruh pada hasil pembakaran yang
biasanya menampakkan asap putih yang disebabkan oleh sebagian bahan bakar yang
belum terbakar. Apabila gas bekas pembakaran ini kena mata akan terasa
pedih. Hal ini akan lebih terasa apabila banyak mesin diruangan
tertutup menstart bersama-sama. Keadaan
ini hanya terjadi beberapa saat sebelum ruangan pembakaran belum cukup panas. Semakin
tinggi angka cetan maka keadaan ini akan berlangsung lebih cepat.
- Cetane Number
Cetane
Number, atau diterjemahkan menjadi angka
Cetan, adalah ukuran kualitas penyalaan atau pembakaran dari bahan bakar
solar berdasarkan pada “ignition delay”
pada mesin. (semakin tinggi angka cetan maka semakin pendek ignition delay nya
dan semakin bagus solar tersebut dan lebih tahan terhadap detonasi). Ignition delay atau sering disebut penundaan
penyalaan adalah jarak atau waktu antara penyemprotan bahan bakar dengan mulai
terbakarnya solar.
Penentuan
angka cetan adalah dengan cara mencampur
dua macam bahan bakar yang akan diuji pada “Cooperative
Fuel Research (CFR)”.Bahan bakar yang dicampur adalah Hexadecane(C16
H34) atau disebut juga dengan nama “n-Cetane” yang memiliki angka cetan 100 dengan hepta methyl nonane
dengan angka cetan 15.Untuk mendapatkan angka cetan digunakan rumus : %
n-Cetane + 0,15 (% hepta methyl nonane).
Cetan
nunmber pada diesel dan octan number pada bensin adalah
sama-sama ukuran ketahanan bahan bakar terhadap terjadinya detonasi. Namun
demikian cetan number menunjukkan ketahanan pada diesel dimana bahan bakar
harus segera terbakar sementara
angka oktan menunjukkan ketahanannya untuk tidak
segera terbakar dengan cepat. Dari dua keadaan ini nampak bahwa bahan bakar
dengan angka cetan tinggi berarti
memiliki angka oktan rendah, begitu pula sebaliknya.
- Pengaruh angka cetan pada
kinerja mesin (motor)
Semakin tinggi angka cetan maka bahan bakar akan segera
terbakar begitu disemprotkan kedalam silinder yang sedang akhir kompresi,
sementara bahan bakar yang memiliki angka cetan yang rendah masih memerlukan
waktu untuk memulai terbakar(ignition
delay) sehingga cenderung menimbulkan detonasi karena akumulasi bahan bakar
cukup banyak dan tekanan naik dengan tiba-tiba. Akibat yang lain
adalah bahan bakar belum habis terbakar saat pembuangan sudah tiba sehingga
cukup banyak asap yang keluar sebagai gas buang.
Semakin
rendah angka cetan semakin lama ignition delay, sebagai contoh bila angka cetan
turun dari 53 menjadi 41 maka ignition delay bertambah sekitar 2 derajat
engkol. Penurunan dari 53 ke 38 terjadi peningkatan kecepatan kenaikan tekanan
50%.
Semakin
rendah angka cetan kebisingan juga bertambah karena bahan bakar terbakar hampir
bersamaan dalam jumlah yang banyak yakni setelah terjadi akumulasi bahan bakar
yang disemprotkan oleh injektor karena bahan bakar tidak langsung terbakar.
Karena bahan bakar terbakar hampir bersama-sama maka tekanan akan naik dengan
tiba-tiba dan menyebabkan timbul suara yang sangat keras pula.
Sementara
hubungan antara angka cetan dengan temperatur yang dibutuhkan untuk memulai
pembakaran adalah berbanding terbalik, artinya semakin rendah angka cetan dari solar maka diperlukan
temperatur yang lebih tinggi untuk membakarnya.
Angka
cetan juga sedikit berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar sehingga semakin rendah angka cetan maka semakin
menurun kebutuhan bahan bakar karena nilai bakar nya sedikit lebih tinggi.
- Volatility
Volatility adalah
kemampuan penguapan bahan bakar solar.
Semakin
tinggi angka cetan maka akan semakin rendah bau dan asap yang dihasilkan dari
pembakaran. Namun demikian faktor desain mesin juga mempengaruhi keadaan ini, misalnya
seperti terlihat pada gambar terlampir bila motor dilengkapi dengan pengisian
turbo charger. (15.9 dan 15.10)
- Density
Density
bahan bakar adalah kerapatan bahan bakar (semakin tinggi dinsity
semakin berat bahan bakar tersebut), dimana semakin tinggi kerapatan bahan bakar maka semakin tinggi
daya mesin yang dihasilkan dan semakin tebal pula asapnya. Hal ini disebabkan
oleh jumlah bahan bakar yang masuk kedalam silinder dilihat dari berat semakin
banyak. Oleh karena itu hal ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah
penyemprotan bahan bakar kedalam silinder yang berarti akan menghemat bahan
bakar. (Gb. 15.12, 15.13, dan 15.14)
- Viscosity
Viskositas sering disebut juga dengan kekentalan adalah
resistensi bahan bakar untuk mengalir. Semakin tinggi viskositas bahan bakar
maka semakin sulit untuk mengalir karena bahan bakar tersebut semakin kental.
Viskositas
biasa dinyatakan dalam Poise atau
dalam Stoke. Kekentalan sangat berpengaruh terhadap penyemprotan bahan bakar,
namun demikian tidak boleh terlalu kental dan terlalu cair. Bila terlalu kental
akan ada masalah pada saat dingin yakni berakibat kurangnya solar yang terisap
oleh plunyer terutama untuk kecepatan tinggi sehingga hanya sedikit solar yang
dapat disemprotkan kedalam silinder dan mengakibatkan daya motor akan turun, begitu
juga kalau terlalu cair juga masalah
pada saat terlalu panas yakni kekurangan tenaga karena yang disemprotkan ke
dalam silinder menjadi berkurang. Hal ini disebabkan karena bila solar terlalu
cair maka kerapatan antara plunyer dan silindernya menjadi kurang apalagi kalau
putaran lambat sehingga hanya sedikit solar yang disemprotkan kedalam silinder.
Bahkan apabila terlalu cair maka diesel akan mengalami kesulitan untuk restart
setelah diesel dimatikan pada kondisi panas, karena hanya sedikit solar yang
dapat disemprotkan ke silinder pada waktu start.
- Fuel Economy
Motor
diesel dikatakan lebih hemat pemakaian bahan bakarnya terutama dipengaruhi oleh
pemakaian tekanan kompresi yang sangat tinggi sehingga efisiensi termis yang
cukup tinggi dan nilai bakar yang tinggi
Penggunaan
disel dengan Indirect injection menghasilkan
diesel dengan suara yang lebih rendah dan tidak terlalu sensitif terhadap
perubahan kualitas bahan bakar. Namun demikian bahan bakar yang digunakan lebih
boros daripada jenis direct injection.
Hal ini disebabkan karena adanya faktor kehilangan panas pada jenis indirect injection.
Karakteristik solar
Asal minyak mentah
|
HC content
|
Cetan number
|
Sulfur content
|
Cloud point
|
Nilai kalor
|
UK/Norway
|
Paraffinic
|
High
|
Low/ Medium
|
High
|
Low
|
|
Naphthenic
|
Moderate
|
Low
|
Low
|
Moderate
|
Timur tengah
|
Paraffinic
|
High
|
High
|
High
|
Low
|
|
Naphthenic
|
Low
|
Low
|
Low
|
Moderate
|
Venezuela/Mexico
|
Naphthenic/ Aromatic
|
Very Low
|
Low/ Medium
|
Low
|
High
|
|
Paraffinic
|
High
|
Low
|
High
|
Low
|
|
Paraffinic
|
High
|
Low
|
High
|
Low
|
Mengapa dikatakan bahwa motor diesel lebih hemat bahan
bakarnya?
0 komentar:
Posting Komentar